Kamis, 28 Mei 2009

Jumpa

(Sebuah cerita )
Tidak biasanya nelpon?? Suara di ujung telpon terdengar dengar nada bercanda terdengar renyah dan tanpa ekspresi. Aku hanya tersenyum,lalu dengan diplomatis aku hanya mengatakan menanyakan kabar dirinya yang lama seolah – olah tertelan bumi. Sebenarnya ingin sekali ku mengatakan bahwa besok aku akan ke desa Narayan dalam rangka studi banding perkuliahan yang hampir aku rampungkan, namun informasi itu sengaja aku tahan untuk memberi unsur kejutan yang ada sehingga info itu aku tahan hingga aku benar –benar telah sampai di desa narayan yang lumayan jauh.
“Amir” itulah nama di ujung telpon yang tadi aku telpon dengan hanya seolah – olah say hello. Amir tak lain dan bukan adalah teman kecilku sewaktu aku dan dia masih tinggal satu kota dan dia belum pergi ke kampung baladewa mengikuti jejak sang ayah untuk mencari garis nasib yang memang telah digariskan oleh yang diatas. Desa baladewa merupakan persimpangan jalan menuju desa narayan. Sehingga mau tak mau apabila ingin ke desa narayan harus melewati desa baladewa yang sepi. Semenjak dia dan aku berpisah enam belas tahun yang lalu kami sangat jarang bertemu dan bertegur sapa walaupun hanya lewat telpon. Mungkin kesibukan kami masing – masing. Aku dengan kuliahku dan dia dengan pekerjaannya yang selalu menyita waktu dan aktifitas malamnya dengan teman – teman se gank nya yang terdengar di telingaku hingga di Kota aku tinggal dari dulu hingga sekarang saat kami masih bersama – sama.
Sebenarnya amir bukanlah siapa – siapa dalam hidupku sebelumnya kecuali sebatas teman masa kecil. Namun ketika pandangan dan tatapannya terhadapku terkadang terasa lain sedikit membuat diriku canggung dan sedikit gemetaran. Aku dapat menangkap maksud dari hati amir. Amir yang dulu aku kenal dan tak kan mungkin berubah.
Hari itu akhirnya tiba juga. Setelah perjalannya yang lumayan jauh dan melelahkan sampai juga aku di desa narayan. Desa baladewa dibelakangku hanya menyisakan bayangan kosong karena sengaja aku lalui sejenak. Setelah semua proses pencarian data dan lain – lain, ada waktu semalam aku dapat menginap didesa baladewa tempat dimana amir bekerja sebelum akhirnya aku kembali ke kota asalku.
Setelah semua data – data penelitian dan gambar – gambar yang diperlukan kuanggap selesai untuk laporanku. Aku akhirnya sampai juga di desa baladewa. Ada rasa tak sabar, canggung dan senap perasaan lain yang bingung aku ungkapkan. Sebuah perasaan yang entah datangnya darimana. Namun aku paksakan juga mengirim sebuah sms ringan “ aku sudah dipenginapan rama,jika sudah tak ada kerjaan dan ada waktu luang aku pengen diajak keliling – keliling denganmu” itulah bunyi smsku yang seolah – olah biasa saja dan tanpa ekspresi padahal dalam hatiku ada rasa dagdigdug memikirkan pertemuan kami ini. Pertemuan teman lama namun dikarenakan perasaan dia yang pernah tercurah sedikit membuat canggung dan tak enak hati.
Hal yang tak disangka selang sepuluh menit belum berlalu, belum sempat aku merebahkan penat ini dia telah ada didepanku dengan tampang khasnya nyengir tak simpatik dan badan tambunnya yang tak kunjung berkurang malah seakan bertambah – tambah saja. Aku juga nyegir.. namun nyengir gugup. Tanganku terasa dingin ketika aku bersalaman dengannya.dan tingkah pun agar lain dari biasanya dan diapun dapat kurasakan mengalami hal yang sama seperti diriku.

‘’-‘’
Handphoneku bergetar, memang akhir – akhir ini sering aku silent.. untuk menghindari pandangan – pandangan orang – orang di sekelilingku, karena hari – hari terakhir ini aku disibukkan dengan meeting pemutakhiran pembentukan pemekaran desa dilingkup kelurahan baladewa. Ketika sebuah nama muncul dilayar handphoneku aku tersenyum, dalam hatiku membathin “ tak biasanya risma menelponku!” dengan izin keluar sebentar dari forum aku telpon risma dengan kata – kata yang spontan namun salah
“tidak biasanya nelpon kataku dengan renyah dan tanpa ekspresi. Dia hanya tersenyum dan mengatakan ” nah loo, ditelpon salah gak ditelpon salahkan!!!” suara disana menyambut pertanyaan bodohku dengan renyah pula, “ gak kok hanya pengen nanya kabar saja, bagaimana kabarmu disana? Masih seperti dululah? Katanya melanjutkan. Yaaah beginilah masih seperti dulu dan tak berubah kataku menjawab pertanyaannya. Tak terasa lima menit berselang akhirnya aku sudahi pembicaraan lewat telpon karena telah lima menit aku meninggalkan forum rapat yang aku pimpin. Hingga 2 jam kemudian berakhir rapat juga yang melelahkan itu. Pukul 5 sore ini aku meninggalkan kantor yang hari – hari banyak kuhabiskan dengan segala urusan yang melelahkan. Akhirnya sampai juga aku di rumah kontrakan yang beberapa tahun ini aku tempati, setelah seringnya berpindah dari rumah satu kerumah yang lain, rumah terakhir ini terasa nyaman karena tak terlalu bising dan tidak juga terlalu jauh dengan pusat desa disamping berdekatan dengan kantor tempatku bekerja. Sambil berebahan di kasur aku teringat dengan pembicaraan klise antara aku dan risma dua jam yang lalu. Akhirnya aku mengambil beberapa kesimpulan dengan telponnya yang tak biasanya. Kesimpulan pertama adalah bahwa dia benar – benar kangen dengan diriku, kedua ada sesuatu hal yang ingin dibicarakan namun dia segan untuk mengatakannya sehingga aku hanya mampu menebak – nebak saja apa kira – kira yang akan risma ungkapkan pada diriku. Lalu dengan lunglai aku raih hanphone di pojok ranjang sambil mengetikkan sebuah pesan pendek “ kasih kabar undangan meritkah?” titik dan tak ada koma. Namun tak pernah berbalas hingga esok hari.
Sumpah aku kaget ketika lagi – lagi sms masuk bukan dari teman – teman biasanya, namun kali ini dari risma yang semenjak kemarin tak jua membalas pesan pendekku. Isinya juga lumayan mengejutkanku “aku sudah dipenginapan rama,jika sudah tak ada kerjaan dan ada waktu luang aku pengen diajak keliling – keliling denganmu? Itu isi smsnya yang masih aku ingat. Tanpa pikir panjang segera aku jawab tunggu beberapa menit aku segera kesana.
Aku sambar handuk, aku sambar sabun dan lekas aku bersihkan badanku yang lelah dan lunglai setelah seharian didepan komputer . rasa segar segera setelah aku memakai baju dan sipa menuju penginapannya namun ada perasaan berdebar dihatiku. Ada rasa yang sulit untuk kuungkapkan tentang dia. Namun akupaksakan untuk terus maju dengan pacuan motor seiring pacuan jantungku. Belum genap 15 menit semenjak sms itu aku telah benar – benar ada didepannya. Didepan risma yang kelihatannya juga seperti diriku kurang mampu menguasai keadaan, sesuatu yang sangat ganjil bagi kami sebagai sebuah kawan lama. Sikapnya yang kikuk membuat aku sedikit lega ternyata perasan itu bukan hanya milikku sehingga aku segera mampu menguasai keadaan.
‘’-‘’
Jadi”?? Bagaimana dengan dirimu? Itu pertanyaan awal yang dia ajukan risma kepadaku, aku katakan dengan jujur ada seseorang disampingku semenjak peristiwa itu. Aku tak mau berbohong dan aku juga tak ingin dan diapun akhirnya mengaku ada seseorang disampingnya saat ini. Sesuatu yag terasa pahit namun sesuatu itu dapat aku terima. Toh siapa diriku saat ini, bukan sesuatu yang istimewa dan tak akan pernah menjadi sesuatu yang istimewa buat dia. Sehingga kami dapat melaluinya tanpa pertanyaan – pertanyaan selanjutnya yang justru akan saling tidak mengenakkan (atau justru hanya tidak mengenakkan diriku sendiri saja? entahlah)
Setelah berkeliling dengan suasana desaku yang permai malam akhirnya beranjak juga, risma yang tetap cantik dan anggun dimataku akhirnya kuantar pulang kepenginapannya. Dan aku pamitan pulang dan berjanji mengantarkannya ke stasiun esok harinya.
Dan aku hanya mengirim pesan pendek ketika lambaian tangannya tanda perpisahan ketika kereta apai mulai menjauh
“ engkau tetap akan menjadi sesuatu yang istimewa sampai kapanpun di hatiku walau mungkin tidak dihatimu, hati – hati di jalan ya? Bye2”
Hingga Fajar esok hari ternyata bayangan manis dan anggunnya baru bisa ku hapus dalam kepalaku.Setelah aku berucap dalam hati “mungkin kamu bukanlah cintaku” namun dengan getir untuk menghibur diri.

Baladewa diakhir mei yang sepi ditahun dua ribu sembilan


1 komentar:

Ikal's Haura mengatakan...

perjumpaan dan perpisahan...Dia lah Yang Maha Mengatur Segalanya, ruang dan waktu...