Jumat, 20 Juni 2008

..................................

”Gimana,,”? Kata kakakku dalam telp kala itu, ”jadi gak kita sama – sama pulang ..?” Izinku hanya 5 hari kerja, itu juga udah dengan perjalanannya, Pesawat dari Juanda sudah kupesan, terbang jam setengah sebelas waktu surabaya”, kata kakakku menambahkan panjang lebar. Lalu aku yang tengah menerima telpon sambil bermain game mengiyakan, bahwa Tarakan siap kapanpun juga.”Gak ada masalah, tiket pesawat hari ini juga bisa diambil. Lagian masih 4 hari lagi, ntar kucari pesawat yang konek dengan jam segitulah mas.,” kataku meyakinkan, lalu bagaimana dengan mbak yang di Tangerang? Jadi ikutan gabung reunian keluargakah? Udah ada kepastian izin kerja gak?” Kataku balik nanya sambil mempause game yang tengah seru – serunya kumainkan, lalu suara kakakku diujung telpon yang berseberangan pulau denganku itu mengatakan ada kendala di tangerang, sebab kerjaan yang gak memungkinkan untuk mbak yang ditangerang untuk datang.. Oke lah itu bisa dimaklumi jadi semua keluarga di Jawa dan Tarakan bisa ikutan gabung diBalikpapan, dan Balikpapan semua sudah siap. Deal tanggal 27 kita ketemuan dibandara sepinggan jam satu siang waktu Balikpapan.. dan besoknya kita bisa langsung meluncur ke kerumah bapak. Ok..!!! kataku dengan yakin.”

Itu merupakan sepenggal percakapan telpon kami di ujung bulan mei ini, Telah beberapa tahun berselang memang kami jarang bertemu, kakak – kakaku yang telah berkeluarga sangat susah untuk dapat pulang balik JawaTimur – Kalimantan Timur, urusan tetek bengek keluarga, kerjaan dan lain – lain menjadi alasan utama untuk sekedar sambang kerumah bapak di Penajam Paser Utara.maka berbarengan dengan menghadiri acara pernikahan adikku:adi” kami sepakat ingin sekaligus reunian keluarga yang sudah lama gak bisa dilaksanakan dikarenakan banyak faktor tadi.
Aku dan Kakakku yang sekarang menetap di Tarakan memastikan ikut ambil bagian , kakakku yang dijawa juga dengan antusias dan perencanaan yang matang dan lama juga positif hadir, sedang kakakkku yang diBaikpapan yang juga kebetulan lagi ikut suami tugas di Jogja beberapa hari akan memepercepat acaranya dan akan pulang ke balikpapan mengutamakan rencana besar kami. Kakak dan adik – adik yang menetap dibalikpapan sudah siap dengan segala sesuatunya menyambut kedatangan keluarga dari segala penjuru ini. Maka dengan perencanaan yang mantap dan matang akhirnya jam satu siang waktu balikpapan kami tiba di bandara sepinggan dengan waktu yang tak berselang lama.
Bulan ini sebenarnya bulan tersibukku, Kerjaan kantor yang tak pernah habis, tugas kuliah yang selalu datang menemani malam – malamku dihadapan sang Google, serta acara dengan temen – temen yang selalu menyita waktuku membuat tubuhku ingin beristirahat. Dan masalah pulang kampung, bukan sesuatu yang sulit untuk saat ini terutama masalah dana. Dalam setengah tahun ini sudah tiga kali ini aku mondar – mandir, balikpapan, tarakan, tarakan – balikpapan jakarta, dan tarakan balikpapan samarinda. Baik untuk acara keluarga maupun urusan kantor yang memungkinkan aku sekalian pulang. dan beberapa kali juga aku menyambangi kakak – kakakku baik yang diBalikpapapan maupun di jawa. Namun memang kerinduan untuk berkumpul bersama dalam waktu dan tempat yang sama untuk mengenang memori masa kecil yang selalu bahagia bersama tak dapat dipungkiri, perasaan kebersamaan dalam suka dan duka yang selalu ditanamkan dimasa kecil berontak ingin keluar dan memacu hasrat itu.
Kebahagian itu akhirnya tercurah juga, terlebih terlihat dari wajah – wajah kami, semua anak, menantu, keponakan,/ atau cucu berkumpul bersama, makan bersama, tidur bersama dirumah dimana kami pernah dibesarkan, dirumah dimana kami pernah merajut masa indah bersama dulu, yang kini seiring perjalanan waktu kami harus menjalani kehidupan kami sendiri--sendiri, seirirng dengan perjalanan waktu kami harus merajut pahit, manisnya kedewasaan yang ternyata tidak mudah.
Lima hari berselang reuni kami berakhir, semua kembali kekehidupannya masing – masing, hanya kenangan dan rasa sepi yang ada dirumah ini, kukemas tas dalam bag kecil ku, letakkan dengan malas... Pelukanku terasa hambar di tubuh bapak. Salamku nyaris tak bersuara... ku turuni tangga dengan rasa haru.. karena aku yang terakhir meninggalkan rumah ini..
Teriring salam manis buat semua yangterhebat dari saudara2ku..
Atas semua k3nangan - kenangan itu.....!!!
Penajam Pasr Utara Juni 2008

1 komentar:

Anonim mengatakan...

gak bareng-bareng? mendahului ya!