Minggu, 23 Maret 2008

Saat ini "ia menarik" Perhatianku

isi hati kawanku yang sengaja kutuangkan dengan kata...
"Ia...." berwajah imut, berkulit putih bersih dan terkesan terawat. Sedikit tirus dengan jilbab mungil dibalut pakaian yang cukup pantas untuk seorang gadis seperti dia, terlihat lebih dewasa jika dilihat walau umur terpaut beberapa tahun denganku.Sore itu mengenakan jilbab warna merah muda dipadu dengan pakaian panjang dan tas mungil berbentuk boneka ketika aku bertemu dengannya. Tangan yang ditumbuhi bulu - bulu halus dan ditemani dengan gelang menarik khas milik seorang cewek sangat pas menemani pergelangan tangan itu saat mengulur kepadaku dengan mengucapkan salam perkenalan dan mengatakan nama indahnya, kusambut tangan berjari lentik dan menarik tersebut dengan membalas salam perkenalan dan menyebut namaku pula. Terasa janggal namun aku juga tersenyum, kami baru sekali bertemu namun kami sudah beberapa kali berhubungan lewat media yang sama - sama kami sukai. itu juga karena keisenganku dengan merentas dunia maya yang memberiku segala informasi. Wajah yang gak asing namun asing namun kini moga - moga menjadi tidak asing. Segera setelah perkenalan singkat dan dia berikan senyum malu - malunya kepadaku, beranjak dia mengikutiku.... Dalam perjalanan kami membicarakan hal - hal sebagaimana biasa seorang kawan yang baru berkenalan. Namun tak ada kesan canggung dalam semua gerak - gerik maupun perkataannya menunjukkan kematangan dalam pergulan maupun kematangan dalam hal pendidikannya.
"Ia..... tak terlalu tinggi namun masih cukup proporsional untuk ukuran cewek Indonesia, berat sekitar 45 - 50 kilogram dan ukuran tinggi sekitar 160 cm terlihat cukup anggun. Bila jalan berjajaran denganku sekitar sepundak dari aku, dan yang membuatku cukup kagum ialah ia tak terlalu ambil peduli dengan keadaan sekitar. yang Terkesan cuek. Kusandarkan motor itu pada tanah berpasir pantai yang kurang terlalu terawat ini, kukaitkan helm kami pada kaitan motor, aku tersenyum sendiri dengan keadaan motorku, motor butut yang lima tahun kubeli dengan uang hasil keringat kusendiri namun dengan pedenya kubawa cewek secantik dan seanggun dia di jok belakang motor butut itu. Ku hanya tersenyum sendiri memikirkannya tak lebih dan tak bukan...

yaaah, beginilah aku, kan kutampakkan diriku apa adanya tanpa topeng dan embel - embel. Siapa juga yang harus tahan menahan topeng itu terlalu lama, tentu akan pengap dan penat. jadi kubiasakan diriku untuk menjadi apa adanya dan bergerak bebas dengan motto "inilah aku tak ada yang lain cuman ini" kami berjaan menyusuri pantai berpasir putih itu berjajaran, ditemani deburan ombak dan batang - batang kayu disepanjang pantai. Dipandangi beratus - ratus pasang mata dengan pandangan acuh, pembicaraan kami berputar - putar tak tentu arah "ngalor - ngidul gak karuan, kadang diselingi gurauan - gurauan ringan. Setelah puas menyusuri tepi pantai tak terasa penat menghinggapi kami berdua, aku yang sedari tadi menjadi makmum atas keinginan dia, mengambil inisiatif untuk duduk disalah satu warung yang ada. Duduk dibelakang dari pada pengunjung - pengunjung pantai lainnya namun tetap masih dapat melihat deburan ombak dan keriangan anak - anak serta muda mudi kasmaran yang asik berenang menentang deburan lembut sang ombak sore. Dua gelas es kelapa kami pesan, es kelapa berwarna merah muda yang telah dicampur dengan sirup pabrikan yang sebenarnya kurang kuminati. lebih nikmat apabila kelapa muda asli tanpa campur tangan gula dan sirup apalagi air es, dengan hanya dibuka ujungnya dan diminum tanpa gelas, seolah menggambarkan kenikmatan air kelapa yang sesungguhnya, dengan gulir - gulir air yang kadang mengalir ke leher atau baju menggelitik dan sangat alamiah, seperti dalam adegan2 film pengembara.(aaah... kok ngelantur ya..). Sambil duduk santai kami berbincang - bincang ringan kembali, tak terasa waktu beranjak sore, (ahh memang bila kita berbicara dengan cewek cantik dan smart waktu seolah cepat berlalu) kami juga mulai beranjak berdiri untuk segera pulang... Lagi - lagi dengan motor butut yang lima tahun lalu kubeli dengan keringat sendiri dia duduk di jok belakang yang seolah - olah motorku berkata "engkau terlalu indah untuk duduk di jokku ini" namun tak ada yang peduli dan tak ambil peduli.lima belas menit kemudian sampai pulalah ku di rumahnya dan segera kami berpisah...
Semoga saja pertemuan itu bukan menjadi pertemuan terakhir... bathinku dengan senyum getir, jujur dari dalam hatiku saat itu "dia cukup menarik perhatianku untuk saat ini..."

(semoga saja karangan ini sesuai untuk pesanan kawanku)

1 komentar:

~AbiyasaFathim~ mengatakan...

yach nikahin aja mas..he.he..
* kabur and ngumpet ah..